f:id:jessicawij:20200119142449j:plain

Tidak hanya tidak tertandingi di kancah nasional, BOOM Esports sukses lolos di tiga turnamen minor DOTA Pro Circuit 2018/2019. Sayangnya, pencapaian mereka belum bisa membawanya untuk lolos ke The International 2019 dan 2 kualifikasi turnamen major minor di akhir 2019.

Berbagai usaha dilakukan seperti mendatangkan Muhammad “inYourdreaM” Rizky dan pertukaran posisi carry support dari IYD dan Randy “Dreamocel” Sapoetra. Namun, usaha tersebut tidak berhasil hingga IYD berpisah dari tim.

Saat media day Predator League 2020 Indonesia, Esports ID mewawancarai Alfi “Khezcute” Nelphyana untuk menanyakan mengenai penampilan BOOM seusai TI9, keputusan menjadikan Brizio “Hyde” Adi sebagai pemain inti dan Predator League 2020 yang mereka ikuti.

Setelah TI9 berakhir, Khezcute mengaku keputusan merekrut IYD karena ia sedang luang setelah  keluar dari EVOS. “Saat itu masih belum tahu siapa yang menjadi support, awalnya Mocel sendiri yang mengajukan sendiri menjadi support karena ia orangnya mau belajar hal baru. Lama kelamaan Mocel bilang sulit juga menjadi support. Setelah melalui keputusan bersama dan inisiatif dari Kiky (sapaan IYD) akhirnya Mocel kembali menjadi carry dan IYD jadi support.” katanya.

Masuknya Hyde ke dalam tim menjelang kualifikasi Leipzig Major sebenarnya sudah direncanakan bahkan setelah TI9. “Hyde menjadi salah satu pilihan kita setelah TI. Namun karena masih terikat kontrak dengan tim lamanya akhirnya kami memilih IYD. Setelah adanya patch baru, IYD sudah tidak bisa bermain sebagai support. Memulai hal baru, akhirnya kami memutuskan untuk memanggil Hyde karena selain support terbaik di Indonesia saat ini dan ia juga baru lepas dari tim lamanya.” ungkapnya.

Meski BOOM sejauh ini belum pernah lolos ke turnamen DPC setelah TI9 namun Khezcute justru menyukai persaingan DPC sekarang dibandingkan sebelumnya. Ia mengungkapkan tim-tim SEA saat ini lebih seimbang mengingat kehadiran patch terbaru yang membuat semua tim masih mencari cara untuk beradaptasi. Tidak hanya itu, saat scrim ia juga mengaku lebih berkualitas mengingat tim yang dihadapi lebih memakai hero-hero nyaman sehingga ada kesempatan untuk bisa menang saat turnamen.

Melihat Predator League yang sekarang, Khezcute menyebutkan tidak banyak tim esports Indonesia yang masih memiliki divisi DOTA 2 dan banyak tim yang lolos ke main event dari pecahan-pecahan pemain yang menjadi satu tim. Namun, ia mengaku masih banyak orang-orang lama yang lolos mengingat masih sering bertemu di ranked.

Sebelum mengakhiri wawancara, Khezcute memberikan pesan untuk fans setia BOOM Esports. “Tetap dukung kami mau ketika menang atau kalah. Semoga ide-ide dari tim bisa membuat BOOM bisa sukses untuk kedepannya.” katanya.

BOOM Esports sangat berpeluang untuk menjadi perwakilan Indonesia untuk ketiga kalinya. Mereka berhasil lolos ke grand final dan akan menghadapi PG Barracx. Pertandingan berlangsung hari ini (18/1) di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.