Perhatikan Inil !!! 6 Persepsi yang Bisa Merugikanmu di Dunia Kerja

Kehidupan nine-to-five atau kerja kantoran memang masih menjadi rutinitas sebagian besar kaum muda di Indonesia. Tak sekadar menjalani aktivitas 8 jam per hari, tapi kamu juga perlu trik lho untuk bisa bertahan di dunia kerja. Ada beberapa persepsi yang masih banyak dianut karyawan, yang ternyata kurang tepat diterapkan di dunia kerja lho.

Yuk, simak beberapa persepsi yang harus diluruskan di dunia kerja berikut ini.

 

1. Jangan kerja kantoran hanya menunggu disuruh bos

 

Karyawan yang baik adalah yang punya inisiatif tinggi. Jadi jika pekerjaanmu sudah selesai, jangan hanya diam di tempat saja jika masih dalam jam kerja. Ada baiknya kamu inisiatif bertanya ke bos jika ada yang perlu di-follow up jika pekerjaanmu sendiri sudah selesai.

Merupakan sebuah poin plus di mata bosmu jika kamu bisa membantu pekerjaan rekan kerjamu yang belum selesai juga, lho. Lagipula, tidak ada ruginya jika membantu orang lain. Toh, nanti jika giliranmu yang banyak pekerjaan, rekanmu pasti akan membantumu jika kamu orang yang ringan tangan.

2. Cuma semangat menunggu tanggal gajian

Saat awal bulan, rasanya semangat banget kerjanya. Tapi saat mendekati akhir bulan, kerja jadi agak malas rasanya. Sebenarnya wajar saja sih kalau mood karyawan jadi lebih baik saat baru gajian.

Namun, ada baiknya kita bisa kerja dengan semangat kapan pun, bahkan di saat akhir bulan. Hal ini bisa disiasati dengan tidak boros atau kepincut diskon-diskon di awal bulan. Bisa juga dengan menyiasati pengaturan keuanganmu dan membuat pos-pos pengeluaran tiap bulan.

3. Karyawan harus menyanggupi semua yang diperintahkan oleh bos, tanpa kompromi

Secara sekilas, di dunia kerja tidak ada yang salah dengan persepsi di atas. Karena memang Bos adalah atasan kita yang harus kita hormati dan kita lakukan perintahnya ‘kan? Akan tetapi, Bos itu juga manusia, saudara-saudara. Ada kalanya dia sedang banyak pikiran atau menangani banyak proyek sehingga kurang bijak dalam mengambil keputusan.

Misalnya saja, Bos memberikan terlalu banyak pekerjaan kepada kita padahal kita sudah kerja lembur tiap malam, sedangkan rekan kerja kita yang lainnya (yang satu level dan satu bagian dengan kita) tidak lembur.

 

Hal ini tidak bisa kita terima begitu saja karena ada kesenjangan sosial jobdesk antar karyawan. Ada baiknya diskusikan dulu dengan bos mengenai kendala dan kondisi pembagian scope kerja yang kurang merata untuk menemukan solusi terbaik sedini mungkin.

4. Membawa urusan pribadi ke pekerjaan

 

Berusaha untuk selalu memisahkan kehidupan pribadi dan kantor ya guys. Apalagi kalau kalian punya hubungan dekat dengan rekan kerja kantor (bisa jadi sahabat, pacar atau keluarga). Misalnya kalian sedang marahan sama pacar kalian yang sekantor.

Namun, di sisi lain kalian ada meeting barengan untuk membahas sebuah project. Jangan sampai diem-dieman ya di meeting itu. Tetaplah bersikap seprofesional mungkin, lupakan dulu urusan pribadimu dan bersikaplah bahwa pacarmu itu adalah rekan kerjamu saja saat meeting.

5. Kerja lembur lebih baik daripada tenggo

Masih banyak orang yang menganggap bahwa orang-orang yang kerja lembur adalah orang-orang yang lebih rajin daripada yang tenggo. Hal ini tidak sepenuhnya benar, tergantung kepada efektivitas pekerjaan tiap individu, situasi dan kondisi kerja.

Ada kondisi di mana banyak deadline yang mengharuskan lembur, namun jika di lain hari dapat diusahakan pekerjaan selesai dalam 8 jam baiknya memang pulang on time. Sehingga karyawan tersebut bisa punya lebih banyak waktu untuk pulang ke rumah dan mengerjakan hal-hal lain selain pekerjaan di kantor.

Misalnya saja, kuliah ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, mengurus rumah dan keluarga, mengerjakan hobi, mengerjakan sumber penghasilan kedua dan lain-lain.

6. Tidak membuat target di kantor

Sejak sekolah dan kuliah, kita dibiasakan adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mendapat nilai yang bagus sehingga bisa naik kelas. Dengan kata lain, ada sebuah trigger/pemicu yang memacu kita untuk mendapatkan nilai bagus secara berkala (per semester). Namun di dunia kerja, manajemen perusahaan tidak akan memantau kita sesering seperti di sekolah.

Employee review di beberapa perusahaan biasanya hanya akan dilakukan per tahun, kecuali jika karyawan dianggap melanggar peraturan perusahaan sehingga perlu ditegur.

Dengan kata lain, kita harus memonitor kemajuan kita sendiri sebagai karyawan dan membuat target-target ke depannya agar kita bisa punya kemajuan dalam karier. Kamu bisa membuat sendiri target-target per minggu, per bulan dan per tahun dalam karier kamu serta indikator-indikatornya untuk dipenuhi.

Nah, demikian beberapa tips mengenai persepsi-persepsi yang harus diluruskan di dunia kerja. Bertahan di dunia kerja zaman digital yang penuh dengan perubahan dan tantangan ini memang PR bagi generasi zaman now nih.

Namun, jika pekerjaanmu yang sekarang sudah sesuai dengan passionmu, lingkungannya pun sudah kondusif dan penghasilannya bisa memenuhi kebutuhanmu, maka pekerjaan itu wajib dipertahankan. Semoga tips-tips di atas membantumu untuk berkembang ya!